Jumat, 24 Mei 2013

Manusia Berusaha, Tuhan Menentukan

Terbersit oleh ungkapan Mas Fahmi, salah satu owner Angkringan Neraka dalam status fesbuk-nya yang berbunyi seperti ini ; "GILA n MASUK RSJ, bisa jadi itu yang kami alami bila fokus mengembangkan usaha adalah UANG"
Mas Fahmi adalah satu diantara empat orang pemuda se-pertemanan penggagas munculnya sebuah kedai kuliner ini. Hingga saat ini telah berjalan satu tahun lebih dan berhasil membuka kedainya di dua tempat di Surabaya. 
Ungkapan di atas ada lanjutannya ; "Alhamdulillah, ternyata ada 5 hal yang lebih penting yaitu: ▪ persahabatan, ▪ kepuasan pelanggan, ▪ pemberdayaan masyarakat, ▪ jaringan, ▪ pengalaman. Ini jauh lebih utama daripada uang. Mengutamakan kelima hal tersebut jauh membuat kami bahagia daripada mengutamakan uang dan kami yakin Allah pasti tidak akan menyia-nyiakan kerja keras hamba-Nya".
Jelas dari kalimat Mas Fahmi dkk, terungkap sebuah kesadaran 'apa yang lebih utama'.
Sahabat, ada dua kata kunci dalam kalimat Mas Fahmi di atas. Apa itu? UANG dan BAHAGIA. Dua hal yang sangat diinginkan oleh makhluk yang bernama manusia. Namun sadarkah kita bahwa Uang dan Bahagia bukanlah sebuah benda yang bersifat sejajar atau setingkat?
Uang dan Bahagia tidak berhubungan sama sekali. Uang adalah sebuah alat, pendukung sebuah proses kehidupan, sedangkan bahagia adalah tujuan, sebuah perasaan yang harus dikelola agar selalu ada dalam kondisi apapun.
Kembali kita lihat ke ungkapan di atas, di akhir kalimat ada kalimat yang menjadi dasar keberhasilan sebuah usaha. Apa itu?
Ya, kepasrahan ! Keyakinan mutlak bahwa Tuhan-lah yang akan menentukan keberhasilan sebuah usaha. Semua hasil kegiatan kita tak mungkin lepas dari campur tanganNya.
Pasrah bukan berarti menyerahkan segalanya kepada Tuhan tanpa melakukan upaya, tetapi kita tetap harus bercita-cita, bekerja keras mencapainya, dan berharap Tuhan mengabulkan doa-doa kita.
Tuhan menentukan keberhasilan kita sesuai dengan kesungguhan upaya kita. Jadi tugas manusia adalah menjalani usaha sebaik-baiknya hingga Tuhan melihat kita telah pantas diberi keberhasilan atas usaha kita.

Uang dan kekayaan diberi oleh Tuhan sebagai alat untuk memudahkan hidup kita dalam mendekatkan diri kepadaNya dan kita diperintahkan untuk membantu memuliakan hidup sesama. 
Kebahagiaan diberi oleh Tuhan sebagai reward atas perasaan baik sangka kita kepada Tuhan dan sesama, rasa syukur kita yang selalu terpelihara.
Tidak mungkin kebahagiaan terjadi, bila cara-cara usaha kita melanggar aturan Tuhan. Kita sering tertipu dengan kemewahan orang lain, seolah selalu ada kebahagiaan di dalamnya. Padahal kebahagiaan tidak bisa dilihat, hanya bisa dirasa oleh yang menjalani.
Lelah, kecewa, putus asa, bahkan stress, 'masuk RSJ' kata mas Fahmi.. Itu bisa terjadi bila kita tak pernah menyadari kebesaran Tuhan.
Sabar, giat, setia, jujur, taat.. Jika itu yang kita lakukan dalam menjalani usaha, maka Tuhan akan menyiapkan tahap-tahap keberhasilan pada titik-titik waktu yang pas dengan harapan kita. Dalam hidup ini tidak ada kejadian yang kebetulan, kebetulan itu adalah rangkaian sistem kehidupan yang telah dirancang oleh Tuhan.
Tak perlu berkompetisi dengan saling menjatuhkan, karena rejeki Tuhan sangat luas, sangat mencukupi untuk kebutuhan manusia hingga akhir jaman. Tak perlu berputus asa, karena rahmat Tuhan jauh lebih besar dari kendala yang kita hadapi. Tak perlu dengki dengan kesuksesan orang lain, karena kesuksesan kita telah disiapkan Tuhan dengan indah, tinggal menunggu saat yang tepat untuk kita terima.

Akhirnya, marilah menjalankan semua bisnis kita dengan cara-cara yang telah diajarkan Tuhan, dan kita setia dalam kebaikan. Ijinkan Tuhan melancarkan usaha kita dan melindungi usaha kita dari kegagalan.
Selamat berkarya, Sahabat !